Menilik Mitologi Monster Nian dalam Perayaan Imlek
Agen Poker Online - DUA hari lagi, seluruh masyarakat Tionghoa di Indonesia akan merayakan Tahun Baru Imlek. Berbicara soal Imlek biasanya identik dengan ritual hingga mitos-mitos yang berkembang di tengah masyarakat. Salah satunya tentang Monster Nian.
Dilansir Agen Poker Online, cerita-cerita mengenai Monster Nian tertulis dalam buku Jingchu sui shi ji, catatan tradisi tahun baru Jingchu yang dibuat di zama dinasi selatan (420-589 BE) dan ditulis oleh Zong Lin (501-565 BE).
Dilansir Agen Poker Online, cerita-cerita mengenai Monster Nian tertulis dalam buku Jingchu sui shi ji, catatan tradisi tahun baru Jingchu yang dibuat di zama dinasi selatan (420-589 BE) dan ditulis oleh Zong Lin (501-565 BE).
Diceritakan bahwa pada zaman dahulu, hiduplah seekor binatang bernama
Nian yang hobi memakan berbagai benda yang ada di langit hingga di
dalam tanah. Setiap hari, selera makannya selalu berganti.
Rasa takut pun mulai menghantui penduduk setempat. Alhasil, mereka
mulai menghitung hari dan menebak-nebak kapankah Nian akan memakan
manusia.
Hasil perhitungan mereka tepat pada hari ke 365. Di hari itulah
Nian memakan manusia pada malam hari.
Setelah kenyang, ia akan kembali
sarang yang berada di atas Gunung ketika ayam berkokok. Hari ini
kemudian dikenal dengan sebutan Guansha, atau gerbang kesialan yang
disebut Nian Guan.
Mereka mulai mencara untuk menghindari dari gerbang kesialan itu
dengan cara memasak lebih siang dari hari-hari sebelumnya. Seluruh
binatang peliharaan pun diikat di kandang, sementara pintu dan jendela
rumah ditutup rapat.
MKV Poker - Agen Poker Online dengan menggunakan uang asli Terbaik dan Terpercaya di Indonesia.
[ BONUS DEPOSIT 10% untuk semua member MKV POKER dengan Minimal Deposit sebesar Rp. 20.000,- ]
Setiap rumah mendadak menjadi hening mengingat komport serta
seluruh lampu penerangan juga ikut dimatikan. Selain itu, penduduk juga
melakukan sembahyang bersama agar lolos dari incaran sang monster.
Setelah sembahyang, mereka akan menyantap makan malam bersama
karena tidak tahu apakah mereka bisa lolos dari monster tersebut, atau
bahkan makan malam itu menjadi perjamuan terakhir.
Berkat usaha yang dilakukan oleh para penduduk, Nian ternyata
tidak berhasil mendapatkan mangsa. Semua pintu tertutup rapat diganjal
dengan balok dan kondisi gelap gulita.
Ia kesulitan untuk mendapatkan
mangsa hingga akhirnya pagi menjelang. Hal itu memaksa Nian untuk
kembali ke sarangnya.
Suatu waktu, Nian berhasil melahap seluruh penduduk kampung di daerah
Jian Nian. Namun, hanya ada satu rumah yang luput karena pada di depan
pintunya tergantung seutas kain merah. Penghuni rumah itu adalah
sepasang pengantin baru yang juga berbusana serba merah.
Mereka berhasil selamat bersama beberapa anak kecil yang sedang asik bermain api dan membakar bambu. Usut punya usut, Nian sangat takut dengan kain berwarna merah, suara bambu, dan letusan petasan.
Sejak saat itulah, tradisi makan malam bersama keluarga, dekorasi berwarna merah, serta membakar petasan atau kembang api, selalu identik dengan perayaan Imlek.
Sejak saat itulah, tradisi makan malam bersama keluarga, dekorasi berwarna merah, serta membakar petasan atau kembang api, selalu identik dengan perayaan Imlek.
Post a Comment