Mengintip Ritual Kematian Suku Dayak dalam Festival Babukung 2019
Agen Poker Online - Festival atau Ritual Ma’nene di Toraja, Sulawesi Selatan. Festival
tersebut memungkinkan para wisatawan untuk melihat secara langsung
ritual pembersihan mayat berusia ratusan tahun oleh penduduk lokal.
Festival ini biasanya diselenggarakan mulai tanggal 20-30 Agustus
sesuai dengan wilayah yang menyelenggarakannya. Selain Ma’nene ternyata
masih banyak festival yang memiliki konsep serupa. Salah satunya adalah
Festival Babukung.
Festival Babukung adalah festival tahunan yang digelar di Nanga
Bulik, ibu kota Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah .
Festival ini pertama kali digelar pada tahun 2014 dan tahun ini memasuki
tahun kelima.
Festival tersebut berawal dari Babukung atau sejenis tarian
ritual adat kematian Suku Dayak Tomun di Lamandau.
Tarian ini
menggunakan topeng dengan karakter hewan tertentu yang disebut Luha,
sedangkan para penari disebut Bukung.
Bukung-bukung ini datang dari desa tetangga atau kelompok
masyarakat dengan tujuan menghibur keluarga duka sembari menyerahkan
bantuan.
Melihat keunikan dan keeksotisan Babukung, Pemerintah Kabupaten
Lamandau mengangkatnya menjadi salah satu agenda rutin festival budaya.
MKV Poker - Agen Poker Online dengan menggunakan uang asli Terbaik dan Terpercaya di Indonesia.
[ BONUS DEPOSIT 10% untuk semua member MKV POKER dengan Minimal Deposit sebesar Rp. 20.000,- ]
“Babukung erat kaitannya dengan ritual kematian, terutama bagi
warga dayak. Biasanya dilaksanakan pada saat ada orang yang meninggal.
Mereka datang menggunakan topeng atau luha, lalu menggunakan pakaian
khusus, sehingga tidak ada yang mengenalinya,” tutur Riko Purwanto,
S.STP selaku Wakil Bupati Lamandau, saat ditemui Okezone dalam
konferensi pers Festival Budaya Isan Mulang 2019 dan Festival Babukung
2019, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2019), dilansir Agen Poker Online.
Lebih lanjut, Riko menjelaskan, selain menghibur dengan tarian,
para penari juga memberikan sumbangan tapi tidak diketahui oleh pihak
keluarga. Nah, yang hendak dikedepankan dalam festival ini adalah budaya
dan seni tari dalam bukung itu sendiri.
“Musik dan tariannya yang akan dilestarikan. Pada 2015 lalu, kami
sudah memecahkan rekor MURI dengan menampilkan lebih dari 1000 bukung
(penari topeng). Tahun ini kami akan menampilkan kejutan lain,” ungkap
Riko.
Nah, keistimewaan Festival Babukung dengan festival atau ritual
kematian lainnya juga terletak pada rangkaian acara. Ada
kegiatan-kegiatan lain yang akan diselenggarakan Pemerintah Daerah
Lamandau selama acara berlangsung. Mulai dari karnaval topeng, bukung
big sale, workshop pembuatan bukung, hingga lomba photography.
“Itu lah yang membedakan dengan kegiatan-kegiatan di daerah lain.
Tahun ini, Festival Babukung rencananya akan dilangsungkan selama tiga
hari pada 17, 18, dan 18 Juli mendatang. Harapannya bisa menggaet lebih
banyak lagi wisatawan nusantara maupun mancanegara,” tutupnya.
Post a Comment